Archive for 2014
Senin, 29 Desember 2014
1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi
dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang
bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa
menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari.
Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan
perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam
menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun
tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah
solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
2. Unsur-unsur
komunikasi dalam organisasi
Ada 5 unsur yang terkandung dalam komunikasi:
- Komunikator (communicator) yaitu memberi berita,dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
- Menyampaikan Informasi atau berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,mengirim ataupun menyiarkan.
- Berita-berita ( Message ) yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah,laporan atau saran.
- Komunikan (communicate) yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung yang menerima informasi atau berita.
- Reaksi atau tanggapan (respon) yaitu dalam bentuk tanggapan atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang
utuh dan bulat, dalam arti apabila salah satu unsur tidak ada maka komunikasi
tidak akan terjadi.
Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan
saling ketergantungan. Dan keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh semua
unsur tersebut.
3. Penyaluran Ide dalam Komunikasi
Pada
umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan
seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.
Dalam
menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima
(receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan
dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan
dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta
visi dan misi suatu organisasi.
Adapun
tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi:
1. Ide
(gagasan), Perumusan
Dalam
perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
2. Penyaluran
(Transmitting)
Penyaluran
ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
3. Tindakan
Dalam
tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi
dilaksanakan.
4. Pengertian
Dalam
pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi
ide si
5.receiver. Penerimaan
Penerimaan
ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
4. Hambatan – Hambatan Komunikasi
Berikut
ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan
dari Proses Komunikasi :
Hambatan
dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
> Hambatan
dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
> Hambatan
media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
> Hambatan
dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
> Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
> Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya
akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2.Hambatan
Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain – lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3.Hambatan
Semantik.
Gangguan
semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara
efektif.
Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan
lewat bahasa.
Kata-kata
membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan
komunikator), tapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya
hubungan antara simbol dan dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan
data yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan
sebenarnya.
Untuk
menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai
kemungkinan penafsirannya terhadap
kata-kata yang dipakai.
4.Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai – nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
5. Klasifikasi
komunikasi dalam organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa macam
klasifikasi komunikasi dan diantaranya adalan sebagai berikut:
Dari segi sifatnya:
- Komunikasi lisan : komunikasi yang langsung berbicara.
- Komunikasi tertulis : komunikasi yang melalui tulisan.
- Komunikasi verbal : komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan.
- Komunikasi nonverbal : komunikasi yang tersirat.
Dari segi arahnya:
- Komunikasi ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan.
- Komunikasi ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.
- Komunikasi horizontal : komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya / tingkatnya sama.
- Komunikasi satu arah : Komunikasi tanpa ada timbal balik.
- Komunikasi dua arah : komunikasi dengan adanya timbal bakik / saling berkomunikasi.
Dari segi lawannya:
- Komunikasi satu lawan satu : berbicara dengan lawan bicara yang sama.
- Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) : berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
- Komunikasi lawan kelompok : berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Dari segi keresmiannya:
- formal : komunikasi yang langsung resmi.
- Komunikasi informal : komunikasi yang tidak resmi.
Sumber: wikipedia dan blog -blog terkait yang telah di modifikasi
I.

Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses
untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya akan membahas
proses organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan.
1. Proses Mempengaruhi
Pengaruh adalah
suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang
dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan
suatu perubahan perilaku serta kebiasaan, baik itu individu atau kelompok.
2. Proses Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai
alternatif.
Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat metode
pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without
discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi
(authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
§ Kewenangan Tanpa
Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang
terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin
menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya
seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil.
Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang
kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah
diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam
perumusan pengambilan keputusan.
§ Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan
dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika
dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang
dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten
dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan
dalam organisasi.
§ Kewenangan Setelah
Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi
perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini
disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan
keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing
untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan
nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
§ Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau
disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua
anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap
anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang
demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini
tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau
darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah
keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan
Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan
metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat
dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam
keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor :
§ Jumlah waktu yang
ada dan dapat dimanfaatkan
§ Tingkat pentingnya
keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
§ Kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.
2 buah model fisher dalam proses mengambil keputusan
- Model Preskriptif : Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
- Model Deskriptif : Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
3.Teknik & Metode Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
Menurut ahli, Brinckloe: Pengambilan keputusan adalah
proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien
sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali
kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat.
Teknik pengambilan keputusan adalah suatu penerapan
ilmu dan teknologi untuk mengambil suatu keputusan dari sebuah pilihan atau
masalah yang dihadapi. Untuk membuat lebih terstruktur proses-proses
pengambilan keputusan, para pakar mengeluarkan metode-metode yang membuat
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sistematis dan terarah agar tujuan
yang diinginkan tercapai.
Teknik-Teknik
Pengambilan Keputusan yang dikemukakan oleh pakar, Siagian, S.P, antara lain :
1.
Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi
menghadapi suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan
secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat
diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai
pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu
kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi
problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu:
-
Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.
-
Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas
pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.
-
Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat
atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai
pendapat atau gagasan anggota kelompok lainnya.
-
Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang
telah dikemukakan oleh orang lain.
-
Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok
tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam bentuk
keputusan.
2.Synetics
Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak
selaku pimpinan diskusi. Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori
ilmiah pengambilan keputusan. Apakah ahli itu anggota organisasi atau tidak,
tidak dipersoalkan. Pimpinan mengajak para peserta untuk mempelajari suatu
situasi problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing anggota kelompok
mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang dipandang tepat untuk
ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih hasil-hasil pemikiran tertentu
yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Dan tenaga ahli menilai
melakukan penilaian atas berbagai gagasan emosional dan tidak rasional yang
telah disaring oleh pimpinan diskusi serta kemudian menggabungkannya dengan
salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan dan tindakan pelaksanaan yang
diambil.
3.
Consensus Thinking
Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah
harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik
yang dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang hendak digunakan
untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan
yang sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang
seyogyanya digunakan. Orang-orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang
telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap
langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi
problematik yang sebenarnya.
4.
Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal
masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat
sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Pengambil
keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut
ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi
atau tidak. Jawaban dari anggota kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing
anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh masing-masing rekannya yang
tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang
sama dikembalikan kepada para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban yang
telah diberikan oleh para anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal
yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang
ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban
diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban.
Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar
pertanyaan dan analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh
bahan tentang ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
5.
Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu
lingkaran, dan di tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di
kursi tersebut hanya dialah yang boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide
dan gagasan tentang suatu permasalahan. Para anggota lain mengajukan
pertanyaan, pandangan dan pendapat. Apabila pandangan orang yang duduk di
tengah tersebut telah dipahami oleh semua anggota kelompok dia meninggalkan
kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk kesempatan yang sama. Setelah
itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan cara yang dipandang paling
tepat.
6.
Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban
“ya” atau “tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan
pendapat yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban
“tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan
teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang
telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang
tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan
kontra.
7.
Collective Bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan
bertolak belakang atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling
menghadap. Masing-masing pihak datang dengan satu daftar keinginan atau
tuntutan dengan didukung oleh berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang
diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam proses tawar-menawar yang
terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan data dan informasi serta
alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka
tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan
berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan timbulnya masalah yang
lebih besar.
Berikut
beberapa Metode Pengambilan Keputusan :
1.
Elementary Methods (Metode dasar)
Metode pendekatan ini sangat simple, dan membutuhkan
perhitungan untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana
masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas dan
ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
2.
MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1
untuk membantu dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas
itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.
3.
SMART (Simple Multi Attribute Rating Techniqu)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi
nilai yang dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah
diketahui oleh banyak orang.
4.
Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah
satu dari sejumlah alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa
baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau score-nya dibuat
oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan kemudian
diurutkan sesuai jumlah score. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat
keputusan adalah hasil keputusan.
5.
NGT (Nominal Group Technic)
NGT
adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat
keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota
organisasi kemudian memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka
pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang paling banyak score-nya, yang berarti
merupakan konsensus bersama.
Sumber: wikibedia dan Blog Blog terkait yang telah di modifikasi
- Definisi konfik
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau
lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.
Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau
antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan
integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan suatu konflik.
Konflik menurut Robbin
konflik organisasi menurut Robbins (1996)
adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian
antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang
terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin
yaitu :
1.Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang
buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu
hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan,
keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2.Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap
sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau
organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena
didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau
pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang
bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3.Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu
kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu
organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis,
apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu
dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota
di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
- Jenis – Jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari
adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh
kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi
pertentangan kepentingan antar kelompokatau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan
ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan
timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih
rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
- Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :
1. Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda pula,
3.
Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5.
Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
- Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
- Introspeksi diri,
- Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
- Identifikasi sumber konflik,
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang
dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan
kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa
sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat,
kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya
perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi
disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang
berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan,
dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas
kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak
menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat
tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah
terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing
pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara.
Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik
meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa
masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa
kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi
konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan
jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin
tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan
baik menjadi hal
yang utama di sini yaitu :
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak
merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi
yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian
kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling
bekerja sama.
Pilihan tindakan ada
pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika
terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi
menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
- Teori-teori motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Motivasi Fisiologis
b. Motivasi Psikologis.
Teori motivasi
a. Teori X dan teori Y Mc Gregor
Anggapan-anggapan yang mendasari teori X :
- Rata-rata para pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
- Karena pada dasarnya pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan,diperlukan dengan hukuman , dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
- Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari
- tanggungjawab, mempunyai ambisi yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.Teori
Anggapan-anggapan yang mendasari teori Y :
- Usaha phisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.
- Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung-jawab.
- Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
- Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organiasasi.
- Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.
- Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.
b. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki
kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
c. Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland
Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang
tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada
yang lain dalam banyak situasi.
Mc Clelland memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
1. Kebutuhan Prestasi
2. Kebutuhan Afiliasi
3. Kebutuhan Kekuasaan.
d. Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg
Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang
dalam organisasi, yaitu pemuas kerja (jobsatisfier) yang berkaitan dengan isi
pekerjaan dan penyebab ketidakpuasan kerja (JOB dissafisfiers) yang
bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers disebar motivators dan
dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis.
Sumber : wikipedia dan blog-blog terkait yang sudah di modifikasi