Posted by : bagus
Senin, 29 Desember 2014

Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses
untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya akan membahas
proses organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan.
1. Proses Mempengaruhi
Pengaruh adalah
suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang
dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan
suatu perubahan perilaku serta kebiasaan, baik itu individu atau kelompok.
2. Proses Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai
alternatif.
Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat metode
pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without
discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi
(authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
§ Kewenangan Tanpa
Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang
terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin
menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya
seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil.
Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang
kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah
diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam
perumusan pengambilan keputusan.
§ Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan
dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika
dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang
dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten
dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan
dalam organisasi.
§ Kewenangan Setelah
Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi
perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini
disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan
keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing
untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan
nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
§ Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau
disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua
anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap
anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang
demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini
tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau
darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah
keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan
Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan
metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat
dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam
keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor :
§ Jumlah waktu yang
ada dan dapat dimanfaatkan
§ Tingkat pentingnya
keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
§ Kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.
2 buah model fisher dalam proses mengambil keputusan
- Model Preskriptif : Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
- Model Deskriptif : Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
3.Teknik & Metode Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
Menurut ahli, Brinckloe: Pengambilan keputusan adalah
proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien
sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali
kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat.
Teknik pengambilan keputusan adalah suatu penerapan
ilmu dan teknologi untuk mengambil suatu keputusan dari sebuah pilihan atau
masalah yang dihadapi. Untuk membuat lebih terstruktur proses-proses
pengambilan keputusan, para pakar mengeluarkan metode-metode yang membuat
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sistematis dan terarah agar tujuan
yang diinginkan tercapai.
Teknik-Teknik
Pengambilan Keputusan yang dikemukakan oleh pakar, Siagian, S.P, antara lain :
1.
Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi
menghadapi suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan
secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat
diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai
pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu
kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi
problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu:
-
Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.
-
Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas
pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.
-
Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat
atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai
pendapat atau gagasan anggota kelompok lainnya.
-
Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang
telah dikemukakan oleh orang lain.
-
Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok
tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam bentuk
keputusan.
2.Synetics
Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak
selaku pimpinan diskusi. Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori
ilmiah pengambilan keputusan. Apakah ahli itu anggota organisasi atau tidak,
tidak dipersoalkan. Pimpinan mengajak para peserta untuk mempelajari suatu
situasi problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing anggota kelompok
mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang dipandang tepat untuk
ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih hasil-hasil pemikiran tertentu
yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Dan tenaga ahli menilai
melakukan penilaian atas berbagai gagasan emosional dan tidak rasional yang
telah disaring oleh pimpinan diskusi serta kemudian menggabungkannya dengan
salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan dan tindakan pelaksanaan yang
diambil.
3.
Consensus Thinking
Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah
harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik
yang dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang hendak digunakan
untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan
yang sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang
seyogyanya digunakan. Orang-orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang
telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap
langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi
problematik yang sebenarnya.
4.
Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal
masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat
sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Pengambil
keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi
peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut
ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi
atau tidak. Jawaban dari anggota kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing
anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh masing-masing rekannya yang
tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang
sama dikembalikan kepada para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban yang
telah diberikan oleh para anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal
yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang
ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban
diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban.
Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar
pertanyaan dan analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh
bahan tentang ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
5.
Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu
lingkaran, dan di tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di
kursi tersebut hanya dialah yang boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide
dan gagasan tentang suatu permasalahan. Para anggota lain mengajukan
pertanyaan, pandangan dan pendapat. Apabila pandangan orang yang duduk di
tengah tersebut telah dipahami oleh semua anggota kelompok dia meninggalkan
kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk kesempatan yang sama. Setelah
itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan cara yang dipandang paling
tepat.
6.
Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban
“ya” atau “tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan
pendapat yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban
“tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan
teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang
telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang
tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan
kontra.
7.
Collective Bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan
bertolak belakang atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling
menghadap. Masing-masing pihak datang dengan satu daftar keinginan atau
tuntutan dengan didukung oleh berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang
diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam proses tawar-menawar yang
terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan data dan informasi serta
alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka
tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan
berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan timbulnya masalah yang
lebih besar.
Berikut
beberapa Metode Pengambilan Keputusan :
1.
Elementary Methods (Metode dasar)
Metode pendekatan ini sangat simple, dan membutuhkan
perhitungan untuk mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana
masalah hanya diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas dan
ada karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
2.
MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1
untuk membantu dalam pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas
itu dapat digunakan sebagai pembuat keputusan.
3.
SMART (Simple Multi Attribute Rating Techniqu)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi
nilai yang dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah
diketahui oleh banyak orang.
4.
Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah
satu dari sejumlah alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa
baik dalam penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau score-nya dibuat
oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan kemudian
diurutkan sesuai jumlah score. Urutan hasil yang telah didapatkan oleh pembuat
keputusan adalah hasil keputusan.
5.
NGT (Nominal Group Technic)
NGT
adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat
keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota
organisasi kemudian memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka
pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang paling banyak score-nya, yang berarti
merupakan konsensus bersama.
Sumber: wikibedia dan Blog Blog terkait yang telah di modifikasi