Archive for 2015

Minggu, 11 Oktober 2015
Image result for bahasa

Pengertian Bahasa


Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut.


Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Secara garis besar bahasa merupakan salah satu alat untuk menunjukkan identitas diri, mengekspresikan diri, dan sebagai media komunikasi. Agar komunikasi yang dilakukan dapat berkesinambunagan dan berjalan dengan baik, seorang penerima dan pengirim bahasa harus dapat memahami serta  menguasai bahasa yang digunakannya.

Pada dasarnya fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial.  Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan malaui bahasa.

Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia itu sediri.

Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
1. Fungsi praktis :
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsi kultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
3. Fungsi artistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsi edukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Fungsi politis

Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.

Bahasa Indonesia sendiri memiliki komponen-komponen didalam nya antara lain :
  1. Baik dalam Tata cara Penulisan
  2. Baik dalam Tata cara penyampaian.
  3. Baik dalam Tata cara pengejaan EYD.
  4. Baik dalam Tata cara tanda baca nya.

Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan bahwa peranan bahasa begitu penting keberadaannya, yaitu sebagai :

1. Alat komunikasi dan pemersatu bangsa
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting di Indonesia, karena merupakan salah satu dari ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Dari hal tersebut, Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi sebagai pemersatu bangsa yakni berarti kedudukan yang dimiliki lebih tinggi dari pada bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia, dikarenakan Indonesia memiliki beragam budaya dan bahasa, untuk itu bahasa pemersatu diperlukan agar hubungan komunikasi antar satu dengan yang lain tidak terhambat.

Sebagai contoh, misalnya seorang karyawan dari cabang daerah Papua mendapat pindah tugas ke cabang Jakarta atas perinta kepala cabang, tetapi dia tidak bisa mengunakan bahasa Indonesia dan dia hanya menguasai bahasa daerah Papua. Tentu ketika dia telah tiba di Jakarta, tidak semua orang Jakarta dapat mengerti apa yang dia bicarakan karena di Jakarta berbagai suku dan budaya ada. Pegawai tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia agar hubungan komunikasi dalam antar masyarakat lain tidak mengalami hambatan. Contoh inilah yang membuat bahasa Indonesia berperan sebagai alat pemersatu bangsa. 

2. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. Aplikasi dari fungsi secara umum sendiri yaitu dengan menggunakan Bahasa Indonesia ketika kita berinteraksi kepada teman, keluarga, di lingkungan pendidikan ataupun khalayak ramai.

3. Sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, Bahasa Indonesia menjadi salah satu materi yang wajib diajarkan mulai dari tingkat paling rendah hingga tingkat perguruan tinggi. Hal itu terjadi karena Bahasa Indonesia merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Diluar sana, banyak buku-buku yang menjadi sumber pengetahuan menggunakan bahasa Indonesia. Di sisi lain, sebagai syarat kelulusan mahasiswa perguruan tinggi juga harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk membuat suatu perkembangan ilmu pengetahuan dengan sebuah ide yang menggunakan bahasa Indonesia kemudian dipaparkan dalam bentuk tulisan ilmiah.

Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa itu sendiri ialah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. 

Macam – macam ragam bahasa

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan. Yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
         
a) Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur  di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.

Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
    
b) Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur

a.      Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

b. Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam :
1. Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran.
2. Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat.
3. Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang.
4. Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

3. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

Kelebihan dan Kekurangan Mempelajari Bahasa Indonesia

Kelebihan

1. Bahasa Indonesia cukup mudah untuk dipelajari masyarakatnya sendiri, terutama karena di dalam aturan berbahasa Indoesia yang benar tidak ada perbedaan penggunaan bahasa untuk kalangan orang yang lebih tua (lebih diohormati), kalangan sebaya, ataupun kalangan yang lebih muda dari kita (meskipun dalam prakteknya, tentu saja kita harus selektif dalam memilih kata-kata yang digunakan ketika berbicara dengan orang lain untuk menjaga nilai-nilai sosial seperti kesopanan, kehormatan, dan kerukunan antar sesama). Hal ini berbeda dengan bahasa daerah, contohnya bahasa Jawa; di mana dalam penggunannya, kita harus bisa memilih penggunaan kata untuk berbicara dengan lawan bicara kita, seperti 'basa krama', digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita atau orang yang dihormati, kemudian ada 'basa madya', dan juga 'basa ngoko'.

2.  Bahasa Indonesia tergolong unik karena hampir semua kata dibaca sesuai dengan abjad (misal kata "aku", tetap dibaca "aku"; berbeda halnya apabila kata "aku" dibaca dengan aturan Bahasa Inggris, menjadi "ekyu"). Keunikan lainnya yaitu adanya kata 'n' dan 'g' dalam satu kata (misal kata "bingung") yang pembacaannya menyesuaikan dengan huruf vokal sebelumnya.

3. Merupakan bahasa persatuan di tanah air kita. Jadi apabila kita sedang berada di kota mana pun selama kota itu masih berada di wilayah Indonesia, kita tidak perlu khawatir masalah komunikasi dengan penduduk setempat. Bahkan penduduk suku-suku yang bisa dikatakan masih tertinggal pun juga terkadang ada yang bisa berbahasa Indonesia.

4.  Salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, dengan total 234 juta jiwa digunakan oleh masyarakat Indonesia.  

Kekurangan

1 Banyaknya aturan-aturan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam berbicara maupun penulisan. Misalnya, di dalam Bahasa Indonesia kita mengenal adanya EYD (Ejaan yang Disempurnakan), penulisan kata dan kalimat baku, penggunaan kalimat majemuk, dan sebagainya.

2. Adanya ungkapan-ungkapan yang sering digunakan dalam Bahasa Indonesia, sehingga kita harus memahami apa arti ungkapan tersebut.

3. Sulit untuk dipromosikan sebagai salah satu bahasa internasional, karena kita masih tertinggal dalam beberapa bidang seperti teknologi dan ekonomi, yang mana dua hal tersebut merupakan salah satu kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional.

Kesimpulan

Peranan Bahasa sangatlah penting bagi seorang makhluk sosial. Berdasaran poin-poin diatas fungsi bahasa disimpulkan sebagai berikut :

a. Bahasa sebagai alat komunikasi
Melaluli bahasa manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam skitarnya, terutama sesama manusia sebagai mahluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memperdaya segala potensi untuk kepentingan hidup umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur.
Bahasa sebagai alat komunikasi di bagi menjadi dua yaitu melalui :
  1. Alat komunikasi Primer (Lisan) : alat komunikasi lisan maksudnya menggunakan percakapan yang dimengerti oleh manusia dengan manusia lainnya dalam menyampaikan informasi berdasarkan perasaan yang akan ia sampaikan.
  2. Alat komunikasi Sekunder (Tulisan) : tulisan ialah susunan dari symbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan.
b. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekpresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada didalam diri seseorang baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan diri dan menyatakan diri kepada seseorang.

c. Bahasa sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
Menurut Sunaryo (2000: 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang Selain itu bahasa (termasuk bahasa Indonesia) didalam struktur budaya, ternyata memiliki keududukan, fungsi dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi.


Sumber:

Senin, 22 Juni 2015

Menjadi pemimpin/atasan muda

Image result for young managers

Menjadi menajer muda sangatlah membanggakan, karena Anda berhasil meraihnya di usia muda. Namun tantangan yang harus dihadapi pun semakin banyak. 

  • Menghadapi bawahan 

Memang sangat sulit neghadapi dan mendapatkan rasa hormat dari bawahan terutama yang usianya lebih tua dan sudah berkerja lebih lama di perusahaan tersebut. Namun setidak nya anda dapat membuat langkah yang cerdas dengan segera menganalisa sifat dan kebiasaan seluruh anggota tim atau bawahan, begitu Anda diangkat sebagai manajer. Lalu lakukan pendekatan untuk mengetahui potensi masing-masing. 

Jika ternyata soal usia menjadi isu besar terutama bagi anggota tim yang sudah senior, sebaiknya tetap berkonsentrasi pada pekerjaan Anda, namun tetap harus tahu batas antara percaya diri dan sok tahu. Masalah akan muncul jika Anda merasa tahu segalanya. Kadang, mereka malah sengaja membuat masalah karena merasa tersaingi dengan kehadiran Anda. Daripada berkonfrontasi, lebih baik gandeng dan hargai para senior ini. Anda mungkin lebih pintar dan berpendidikan, namun mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak. Mereka bisa menjadi sumber potensial bagi Anda untuk belajar. Gali pengalaman mereka dan kolaborasikan dengan ide-ide baru Anda. Hal ini juga mempermudah Anda untuk mendapat kepercayaan karena Anda tak hanya menganggap mereka sebagai anak buah, tapi juga menghargai keberadaannya.

  • Berkomunikasi

Komunikasi adalah bagian terpenting dalam segala hal, terutama saat bekerja. Anda akan berkomunikasi dengan rekan kerja, bawahan atau pun atasan Anda. Namun bila komunikasi tidak berjalan baik, pekerjaan pun bisa jadi berantakan. Sebenarnya ada lima cara berkomunikasi yang bisa Anda terapkan agar komunikasi berjalan dengan lancar dan baik.
  1. Hindari instruksi secara verbal, jika Anda ingin mengingatkan sesuatu ke teman kerja baiknya tuliskan pada sebuah memo yang berwarna cerah, karena jika tidak hal tersebut bisa saja terlupakan satu jam kemudian.
  2. Meningkatkan komunikasi langsung, seiring berkembangnya teknologi untuk menyampaikan pesan pada rekan kerja, menggunakan fitur pesan singkat jadi solusinya. Jika Anda sering melakukan hal ini, akibatnya komunikasi jadi jarang terjadi. Akibatnya bisa terjadi kesenjangan antara Anda dan rekan kerja.
  3. Mengadakan team building, untuk meningkatkan komunikasi langsung di kantor Anda dapat melakukannya lewat team building. Dalam team building peserta akan mendapatkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan kedekatan antar peserta.
  4. Menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik-baik, konflik yang terjadi di tempat kerja mungkin adalah hal yang tidak dapat dihindari. Konflik biasanya dimulai dari hal-hal kecil yang kemudian membesar. Cara mengatasinya, Anda bisa mulai mengomunikasikan permasalahan sekecil apapun pada manager Anda agar tidak membesar. Manager juga perlu untuk membuka diri untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tercipta komunikasi yang baik.
  5. Memahami dan menghargai perbedaan budaya, di kantor tentunya ada rekan kerja yang berasal dari berbagai suku, oleh karenanya perbedaan budaya bisa jadi timbul. Dalam kasus ini dibutuhkan komunikasi yang sangat baik antar individu. Jangan sampai perbedaan latar belakang budaya memicu konflik karena permasalahan perbedaan persepsi karena di budaya A seperti ini dan di budaya B seperti itu.

  • Terus belajar

Belajar bukan saat anda menempu pendidikan justru dari luar pendidikan (sekolah/kampus) lebih banyak yang dapat kita ambil sebagai ilmu terutama di lingkungan kantor kita. Jadilah pribadi yang selalu ingin tahu dan mencari informasi-informasi baru. Jangan pernah menghakimi dan berasumsi tentang sesuatu terlalu cepat. Lakukan yang terbaik dan mintalah bantuan bila membutuhkannya. 

  • Menawarkan bantuan

Jadilah seorang manajer muda yang suka menolong. Sikap baik Anda akan melatih dan meningkatkan sikap kepemimpinan Anda di masa depan. Jika ada tugas yang bisa Anda kerjakan, maka tawarkan bantuan untuk menyelesaikannya. Namun hal ini jika anda terlalu berlebihan menawarkan bantuan anda akan di kerjai oleh bawahan anda mereka akan manja dan malas maka anda harus cerdas saat menawarkan bantuan anda.

  • Pola pikir
   Menjadi manajer muda memerlukan pemikiran-pemikiran yang baik demi kemajuan tim. Ada banyak hal yang harus kita lakukan seperti, berpikir Terbuka.Biarkan semua karyawan anda  tahu pola pikir anda. Dan jangan membantah setiap apa yang mereka sarankan bagi anda walaupun itu berbeda dari apa yang anda pikirkan.



Sabtu, 06 Juni 2015




Image result for leadership

KEPEMIMPINAN

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993).

1. Kepemimpinan sebagai fokus proses-proses kelompok
Mumfrrord (1906-1907) : “kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau bebrapa individu dalam kelompok, dalam mengontrol gejala-gejala sosial “.
Cooley (1902) : “pemimpin selalu merupakan inti dari tendensi dan di lain pihak, seluruk gerakan sosial bila diuji secara teliti akan terdiri atas berbagai tendensi yang mempunyai inti tersebut”.
Redl (1942) : “pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok”
Brown (1936) : “pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan”.
Knickerbocker (1948) : “kepemimpinan adalah fungsi dari kebutuhan yang muncul pada situasi tertentu dan terdiri atas hubungan antara individu dengan kelompoknya.
2. Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya
Bowden (1926), mempersamakan kepemimpinan dengan kekuatan kepribadian.
Tead (1929), kepemimpinan sebagai perpaduan dari berbagai sifat yang memungkinkan individu mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan beberapa tugas tertentu.
Bogarus (1928), kepemimpinan sebagai bentukan dan keadaan pola tingkah laku yang dapat membuat orang lain berada di bawah pengaruhnya.
3. Kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain
Munson (1921) : ”kepemimpinan sebagai kemampuan menghendle orang lain untuk memperoleh hasil maksimal dengan friksi sedikit mungkin dan kerja sama yang besar. Kepemimpinan adalah kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah”.
Stuart : “kepemimpinan sebagai kemampuan yang memberi kesan tentang keinginan pemimpin, sehingga dapat menimbulkan kepatuhan, rasa hormat, loyalitas dan kerjasama”.
Bundel (1930) : “ “memandang kepemimpinan sebagai seni untuk mempengaruhi orang lain mengerjakan apa yang diharapkan supaya orang lain mengerjakan”.
Philips (1939) : “kepemimpinan adalah pembenahan, pemeliharaan dan pengarahan dari kesatuan moral untuk mencapai tujuan akhir”.
4. Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh
Shartle (1951) : “pemimpin dapat dianggap sebagi seorang individu yang menggunakan pengaruh positif melalui tindakannya terhadap orang lain”.
Tannenbaum, Weschler dan Massank (1961) : “kepemimpinan sebagai pengaruh interpersonal, dipraktekan dalam suatu situasi dan diarahkan melalui proses komunikasiuntuk mencapai tujuan.
5. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku
Hemphill (1949) : “kepemimpinan didefinisikan sebagi tingkah laku seorang individu yang mengatakan aktivitas kelompok”
6. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi
Schenk (1928) : “kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan interprestasi dari pada melalui pemaksaan langsung”.
Meson (1934) : “kepemimpinan mengindikasikan adanya kemampuan mempengaruhi manusia dan menghasilkan rasa aman dengan melalui pendekatan secara emosional dari pada melalui penggunaan otoriter”.
Copeland (1942) : “kepemimpinan adalah seni berhubungan dengan orang lain, merupakan seni mempengaruhi orang melalui persuasi dengan contoh konkrit”.
7. Kepemimpinan sebagai hubungan kekuasaan
Janda (1960) : “kepemimpinan sebagai tipe hubungan kekuasaan yang berciri persepsi anggota kelompok tentang hak anggota kelompok untuk menentukan pola tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelompok”.
Warriner (1955) : “kepemimpinan sebagai bentuk hubungan antara manusia/individu yang mempersyaratkan konformitas dengan tindakan masing-masing individu”.
8. Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan
Cowley (1928) : “pemimpin adalah individu yang memiliki program, rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti”.
Bellow (1959) : “kepemimpinan sebagai proses menciptakan situasi sehingga para anggota kelompok, termasuk pemimpin dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimal dalam waktu yang singkat.
9. Kepemimpinan sebagai akibat dari interaksi
Borgardus (1929) : “kepemimpinan tidak sebagi penyebab atau pengendali, melainkan sebagai aklibat dari tindakan kelompok”.
10. Kepemimpinan sebagai pembedaan peran
Sherif (1956) : “menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan peranan di dalam suatu skema hubungan dan ditentukan oleh harapan timbal-balik antara pemimpin dengan anggota lainnya”.
11. Kepemimpinan sebaga inisiasi struktur
Stogdill (1955) : “kepemimpinan sebagai permulaan dan pemeliharaan struktur harapan dan interaksi”. 

     B.     Teori Kepemimpinan
1. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
2. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
3. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
4. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
5. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
6. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.
     C.    Tipe – Tipe Kepemimpinan
1.Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
  • Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
  • Menganggap dirinya paling berkuasa
  • Keras dalam mempertahankan prinsip
  • Jauh dari para bawahan
  • Perintah diberikan secara paksa
2. Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain :
  • Memberi kebebasan kepada para bawahan
  • Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
  • Semua pekerjaab dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
  • Tidak mempunyai wibawa
  • Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik
3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain :
  • Pemimpin bertindak sebagai bapak
  • Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
  • Selalu memberikan perlindungan
  • Keputusan ada ditangan pemimpin
4. Tipe Kepemimpinan
Ciri-cirinya antara lain :
  • Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
  • Menggunakan sistem komanda/perintah
  • Segala sesuatu bersifat formal
  • Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku
5. Tipe Demokratis
Ciri- cirinya antara lain :
  • Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
  • Bersifat terbuka
  • Bawahan diberi kesempatan untuk member saran dan ide – ide baru
  • Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
  • Menghargai potensi individu
6. Tipe Open Leadership
            Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

Clock

Translate

Pageviews

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Bagus's Blog -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan